BOCA88 - Hari ini aku libur kuliah dan aku bebas sampai malam, jam 7 pagi ini aku udah mandi dan berencana untuk bermain di tempat pacarku Virna. Sekitar pukul 9 pagi aku sudah sampai di rumahnya dan kebetulan Virna juga libur hari ini. Ku pencet bel rumahnya, Virna pun membuka pintunya.
“Lho kok sepi sih say. Pada kemana??" tanyaku.
“Mama lagi ke pasar, adikku udah berangkat ke sekolah. Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih. Soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja” jawab Virna panjang.
“Pasti belum pake baju dalam ya?" tebakku sambil senyum.
“Ih dasar cowok, pikirannya yang ngeres-ngeres aja" ujar Virna
”Tapi suka kan? Hi hi hi..." jawab ku sambil cengar cengir.
Sambil berjalan ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang ranum dan montok. Kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa BH itu dengan sempurna. Memperlihatkan lekuk dada Virna yang sempurna. Kebayang waktu kenalan dulu. Wih... Tangannya putih sekali dan mulusnya minta ampun. Banyak cowok yang suka sama dia, tapi namanya jodoh emang gak kemana.
“Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu, mas“ kata Virna sambil memberikan ku segelas kopi.
“Eh, makasih ya!!!” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya, Virna cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok.
“Aku minum ya. Wah masih panas sekali" kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan.
Virna ketawa ”Makanya kira-kira ya, kalau mau minum tiup dulu donk, mas”.
“Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi” kataku.
“Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Virna sambil duduk disampingku dan memegangi mulutku.
Aku diam dan memperlihatkan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang habis mandi. Hhmm.... Kudekatkan dudukku pada tubuh Virna, sambil tangannya melihat-lihat lidahku. Tanganku memeluk pinggulnya dari samping, sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok, menantang dan menggairahkan itu. Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan cepat, hingga menyesakkan celana yang kupakai.
“Idihh... Kok sampai merah gini” kata Virna.
Tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya aku pun gantian mengulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah. Satu hal yang kusuka dari pacarku yaitu meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan. Tiba-tiba Virna mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku. Bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras.
“Ih adikku sudah berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”.
Kulihat matanya sudah mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu. Kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinganya. Kelihatannya salah satu titik rangsangan ini sangat menaikkan nafsu seks-nya. Lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari yang kulihat tadi. Pelan-pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya. Payudara yang putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya. Sangat kontras sekali dengan dadanya yang sangat putih dan montok itu. Kuciumi dengan rakus payudara montok itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya. Puting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung. Kujilati puting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya. Terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.
Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluk tubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas kontolku yang tegak berdiri dan aku pun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang nggak kalah montok dan padat. Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku.
“Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yang masuk. Lagian disana kan lebih leluasa, tapi aku minta digendong ya...!! pintanya manja.
Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Virna diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua.
Dalam ketegangan kontolku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Virna. Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan kulumat bibir seksinya. Tanganku tak tinggal diam. Mulai dari kaos dan BHnya kubuka perlahan. Ku sisakan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya. Sambil terpejam, tangan Virna meraih kancing dan resleting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak berdiri. Kubantu dia melepaskan baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang dan hanya celana dalam Virna yang masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku didorongnya.
“Berdiri dulu sayang" katanya.
Aku pun turun dari tempat tidur dan Virna pun duduk ditepi tempat tidur, sambil membelai kontolku yang sudah sangat tegang.
“Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas. Sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya. Boleh aku belai sayang?” tanyanya.
“Tentu... Belai, ciumi dan manjakan rudal besar ini sayang” kataku.
Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar. Pernah ku ukur pakai penggaris dan panjangnya sekitar 16cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo. Yah sempurnalah menurut ukuran pacarku. Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Virna menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kontolku. Matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku yang sudah ereksi. Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke” istilah yang ku pakai jika ingin di-oral-sex oleh pacarku. Caranya memperlakukan kontolku benar-benar istimewa. Saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke, pacarku marah besar.
"Bagaimana mungkin, ciuman bibir aja baru sama kamu!!!" jawabnya.
Dan aku pun teringat first kiss ku dulu dengannya yang benar-benar berkesan baginya. Habis sama-sama baru sekali itu sih. Sambil duduk dipingggir kasur, kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas. Virna jongkok dibawah sambil membelai perlahan kontolku. Jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas. Kulihat payudara Virna sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya. Dari pangkal kontolku, dekat anus, tiba-tiba Virna menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku. Jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku, hingga akhirnya kepala kontolku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara, warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahan-lahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm.
“Masukkan semuanya dong sayang..." pintaku.
“Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku" katanya sambil melepaskan kulumannya.
Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku. Kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya. Hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama. Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumental Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya.
Sambil kujamah payudaranya, Virna kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur. Wajahnya benar-benar merangsang, matanya berbinar. Bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan puting susu yang mengeras. Seperti di awal, aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah. Ku ciumi dan ku jilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya, sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya. Tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan ku turunkan dan ku lepaskan. Virna diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu. Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang, sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai ku jilati melingkar hingga sampai ke putingnya ku jilati dan ku sedot penuh nafsu. Ku lihat pinggul dan pantat Virna bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.
Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Virna yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Ku sibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku ini. Terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat, namun terlihat disitu ada cairan di sekelilingnya. Ternyata dia sudah mulai basah. Ku buka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah. Ku raba perlahan, Virna melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Ku raba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai ku jilati dengan ujung lidahku. Kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa.
“Mas, tolong aku sayang, masukkan penis besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini" pintanya sambil setengah menangis.
”Jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah" kataku masih sadar, meskipun aku juga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.
“Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu" kata Virna.
Mendenger hal itu, aku sangat bersemangat dan mulai mengarahkan kontolku ke arah vaginanya yang membasah. Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Virna. Sangat tegang dan begitu membesar. Dengan masih deg-degan akhirnya sedikit demi sedikit ku masukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali. Ku lihat Virna sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit.
“Aaaah” jeritnya.
Namun akhirnya kepala kontolku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginanya. Perlahan ku masukkan seinchi demi seinchi. Pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Virna tiba-tiba berteriak dan menjerit.
”Aduh mas sakit sekali... Seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut” katanya.
“Aku cabut aja ya?” tanyaku.
”Jangan... biarkan dulu ku tahan rasa sakitnya" pinta Virna.
Aku yang sudah merasa kenikmatan yang luar biasa mulai sedikit demi sedikit memasukkan lagi batang kontolku. Kulihat Virna meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku hampir seluruhnya masuk. Kenikmatan yang belum pernah kurasakan. Kontolku serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali. Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini.
”Mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan kontolmu mas. Rasanya nikmat sekali" pinta Virna kepadaku.
Perlahan aku mulai menggoyang batang kontolku keluar masuk ke vagina Virna. Ku lihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya. Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan kupercepat goyangan kontolku di vaginanya. Virna berteriak-teriak dan tiba-tiba dia merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepalanya menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya. Mungkin dia mau orgasme, pikirku.
Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan payudara besarnya menggencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya.
”Oh... Mmmaaassss.... Aku keluar.... Ahhhhhhhhhhhhh.... Aahhhhhhhhhhhh... Ahhhhhhhhhhh...." jerit Virna
Aku merasakan nikmat yang amat sangat. Kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam vagina Virna. Sepertinya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku. Ku buka sedikit jepitan kaki Virna dipantatku, sambil ku buka lebar-lebar paha Virna, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari vagina Virna. Kontolku rasanya licin sekali di aliri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari vagina Virna.
Nikmat sekali rasanya. Ku kayuh kuat-kuat kontolku di vagina Virna. Tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya.... Crooot... Croooot... Crooot... Crooot... ku cabut kontolku dari vagina Virna dan ku tembakkan seluruh sperma ku di atas perut mulusnya dan semburan spermaku pun muncrat sampai ke payudara, wajah dan rambut Virna. Ku urut-urut batang kontolku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku. Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Virna. Kupeluk dia sambil kubelai rambutnya. Virna hanya terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga.
” Mas... Hari ini aku sudah persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku peristiwa indah hari
ini... Aku sangat mencintaimu mas” kata Virna.
Virna bangun dari rebahannya, mengambil sapu tangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginanya yang telah bercampur dengan cairan kenikmatannya. Sapu tangan biru itu penuh dengan bercak merah, memenuhi hampir setengah lembar sapu tangan biru itu.
“Sapu tangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” kata Virna lagi.
Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan "Aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”
Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Virna, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-poriku dan diapun merasakan hal yang sama.
”Tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya. Aku mencintaimu Virna sayang”.
” Mas... Aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini” kata Virna kepadaku.
Keringat yang mengalir di badanku diseka Virna dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk basah, akupun jadi terangsang lagi.
”Iihhh... Si Adik kok bangun lagi... Kamu benar-benar perkasa mas...” kata Virna sambil tersenyum manis.
Aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tiba-tiba mamanya pulang. Kugandeng tangan Virna dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya, kami mandi bersama. Saling menyabuni dan bercanda bersama. Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Virna sempat memasturbasi kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun. Tangannya yang halus sangat lincah mengocok batang kontolku. Sekitar lima menitan air maniku keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur. Virna tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai. Selesai mengeringkan badan, rambutku dikeringkan Virna dengan hairdryernya. Kupakai bajuku dan kami pun kembali ngobrol di ruang tamu. Ngopi,makan, ngobrol dan bercanda sambil bermesraan menikmati hari indah itu.